Mungkin kita sering berpikir,mengapa sih menjadi orang
mukmin itu rasanya berat..?Kita harus berjuang melawan godaan nafsu dan bisikan
setan yang demikian cerdik dalam menyesatkan.Akibatnya tidak jarang yang
terjadi adalah hal ironi yang biasa digunakan untuk menyindir orang-orang
muslim,mengapa para kriminal itu mayoritas justru orang muslim? Kalau memang
islam itu baik, mengapa yang terjadi justru demikian? Sebaliknya, yang bukan
muslim malah kebanyakan menjadi terpandang di mata orang.
Kalau anda
mendengar hal ini, jangan bingung. Ini bukan karena faktor Islamnya yang buruk.
Tapi ada dua hal yang perlu
disadari, Pertama, mereka menjadi
seperti itu bukan karena islamnya yang buruk dan menganjurkan keburukan. Tapi
orang-orang itulah yang tidak memahami islam dan tidak pula mengamalkannya.
Kalau mereka memahami islam dengan baik, lalu mengamalkannya, pasti mereka akan
menjadi manusia terbaik di dunia.
Yang kedua, memang begitulah resiko jadi
orang mukmin. Dia punya musuh bernama setan yang akan terus menggoda dan
menjerumuskannya dalam keburukan. Ulama salaf mengatakan, hati itu ibarat
rumah. Iman adalah harta dan setan adalah pencurinya. Nah, hati orang mukmin
itu ibarat rumah yang ada hartanya. Semakin tinggi imannya, semakin banyak
harta benda di dalamnya. Oleh karenanya, setan sangat bernafsu untuk mengambil
dan mengeruk harta itu sampai habis. Sedang hati orang kafir itu ibarat rumah
yang tiada hartanya. Kosong melompong tanpa isi. Setan sudah tidak lagi bernafsu
untuk mencuri, mau mencuri apa? Wong
tidak ada isinya? Yang dilakukan justru bagaimana
caranya agar orang-orang kafir itu terkesan baik dan orang muslim terkesan
buruk dan jahat. Sehingga manusia menjadi benci dengan Islam karena ternyata
kebanyakan orang Islam itu buruk. Lebih baik jadi kafir, atheis atau apalah
karena ternyata kebanyakan mereka terlihat baik.
Dengan ini kita tahu bahwa memang itulah
resiko punya iman. Kita akan dimusuhi oleh setan yang akan selalu berusaha
menjerumuskan ke jurang kesesatan tanpa pernah ada libur. Setiap hari setiap
saat. Karenanya, menjadi muslim itu memang tidak ringan dari segi penjagaan
terhadap iman. Tapi percayalah, keyakinan inilah satu-satunya yang bisa
menolong kita saat kelak semua dibuktikan. Yakni pada hari ketika orang-orang
yang tidak beriman menyesal, mengapa dulu mereka tidak meyakini sebagaimana
yang diyakini orang-orang muslim. Kita ini punya harta yang paling berharga,
wajar jika kita jadi kebebanan untuk menjaganya. Jika kita ingin bebas, ya sudah,
biarkan saja rumah hati kita kosong. Iman hilang dan berbalik menjadi wadya balanya setan. Mau?