Sabtu, 05 Januari 2013

Mengapa jadi mukmin terasa berat ?


Mungkin kita sering berpikir,mengapa sih menjadi orang mukmin itu rasanya berat..?Kita harus berjuang melawan godaan nafsu dan bisikan setan yang demikian cerdik dalam menyesatkan.Akibatnya tidak jarang yang terjadi adalah hal ironi yang biasa digunakan untuk menyindir orang-orang muslim,mengapa para kriminal itu mayoritas justru orang muslim? Kalau memang islam itu baik, mengapa yang terjadi justru demikian? Sebaliknya, yang bukan muslim malah kebanyakan menjadi terpandang di mata orang.
     Kalau anda mendengar hal ini, jangan bingung. Ini bukan karena faktor Islamnya yang buruk. Tapi ada dua hal yang perlu disadari, Pertama, mereka menjadi seperti itu bukan karena islamnya yang buruk dan menganjurkan keburukan. Tapi orang-orang itulah yang tidak memahami islam dan tidak pula mengamalkannya. Kalau mereka memahami islam dengan baik, lalu mengamalkannya, pasti mereka akan menjadi manusia terbaik di dunia.
     Yang kedua, memang begitulah resiko jadi orang mukmin. Dia punya musuh bernama setan yang akan terus menggoda dan menjerumuskannya dalam keburukan. Ulama salaf mengatakan, hati itu ibarat rumah. Iman adalah harta dan setan adalah pencurinya. Nah, hati orang mukmin itu ibarat rumah yang ada hartanya. Semakin tinggi imannya, semakin banyak harta benda di dalamnya. Oleh karenanya, setan sangat bernafsu untuk mengambil dan mengeruk harta itu sampai habis. Sedang hati orang kafir itu ibarat rumah yang tiada hartanya. Kosong melompong tanpa isi. Setan sudah tidak lagi bernafsu untuk mencuri, mau mencuri apa? Wong tidak ada isinya? Yang dilakukan justru bagaimana caranya agar orang-orang kafir itu terkesan baik dan orang muslim terkesan buruk dan jahat. Sehingga manusia menjadi benci dengan Islam karena ternyata kebanyakan orang Islam itu buruk. Lebih baik jadi kafir, atheis atau apalah karena ternyata kebanyakan mereka terlihat baik.
     Dengan ini kita tahu bahwa memang itulah resiko punya iman. Kita akan dimusuhi oleh setan yang akan selalu berusaha menjerumuskan ke jurang kesesatan tanpa pernah ada libur. Setiap hari setiap saat. Karenanya, menjadi muslim itu memang tidak ringan dari segi penjagaan terhadap iman. Tapi percayalah, keyakinan inilah satu-satunya yang bisa menolong kita saat kelak semua dibuktikan. Yakni pada hari ketika orang-orang yang tidak beriman menyesal, mengapa dulu mereka tidak meyakini sebagaimana yang diyakini orang-orang muslim. Kita ini punya harta yang paling berharga, wajar jika kita jadi kebebanan untuk menjaganya. Jika kita ingin bebas, ya sudah, biarkan saja rumah hati kita kosong. Iman hilang dan berbalik menjadi wadya balanya setan. Mau?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar